JOSEPH AIDARSJAH, enggan meninggalkan mBatu lagi
JOSEPH AIDARSJAH |
Alunan live music sayup-sayup mengiringi wawancara yang lebih pada sharing
SP dengan Joseph Aidarsjah owner Batu Corner Café dan Batoe Residence, Jalan
Oro-oro Ombo 1 Kota Wisata Batu. Laki-laki berkumis kelahiran 1970 dengan
busana T-Shirt santai ini selalu ramah menyapa setiap tamu yang datang ke Café
keluarga yang baru diresmikan 10 Nopember 2012 lalu oleh ibundanya, Sudarwati
Soejoto Sidik.
“Saya ingin memprasastikan ibu saya
sebagai pahlawan, demi menebus dosa-dosa masa muda saya yang sering menyusahkan
orangtua khususnya ibu saya karena kenakalan saya”, Joseph menjelaskan
dipilihnya hari Pahlawan untuk grand
opening café-nya dengan mata berkaca-kaca. “Saya yakin, keadaan saya
sekarang ini selain hasil ketekunan dan kerja keras, juga berkat doa ibu”.
Beralasan jika ada semacam
penyesalan Joseph tentang masa lalunya yang kelam. Joseph dulunya seorang
peminum dan perokok berat, juga jago berkelai. Joseph juga sekaligus seorang
pekerja keras. Joseph kecil sudah diajari menjadi seorang enterpreneur, karena kedua orangtuanya juga pedagang yang cukup
berhasil di masanya
“Selulus SMA saya merantau ke
Jakarta. Karena kerajinan saya di sebuah instansi, saya pun diangkat sebagai
PNS golongan rendah. Jadi saya tidak punya meja kantor. Tugas saya semacam office boy, bagian disuruh-suruh gitu,
ya ngantar surat, fotocopy. Karena tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup
di Jakarta, malemnya saya ngojek. Percaya engga percaya, pernah lho ditumpangi
sundel bolong,” cerita bapak lima putri ini sambil tersenyum. Tiga tahun saja
Joseph bertahan bekerja monoton begitu. Akhirnya lebih memilih bekerja proyek
di sebuah perusahaan nasional di bidang pembangunan landasan bandara dan
sejenisnya.
“Pendidikan itu sangat penting. Saya ingin
anak-anak saya semua memperoleh pendidikan dan ketrampilan yang baik. Mungkin
sistem pendidikan sekarang yang sangat canggih, atau saya yang memang bodoh ya,
saya nyerah kalau harus mengajari mereka. Maka saya serahkan kepada yang memang
mampu mengajari anak-anak. Ya ke pakdenya, atau ke guru lesnya”, lanjut Yoseph
yang memperlakukan kelima putrinya sama. Sesekali Joseph juga mengambilkan
raport anak-anak dari istri terdahulunya.
“Saya sebenarnya lebih
berkonsentrasi ke property saya,
Batoe Residence. Dan Café ini dikelola istri saya, karena dia suka masak dan
nyanyi juga”, ungkap suami Inun Sidik – putri sulung pemilik Warung Sidik yang
sangat terkenal di era 80-an itu.
“Saya juga ingin Batoe Residence ini
benar-benar menjadi residence (tempat
tinggal,red) saya bersama keluarga saya. Saya tidak ingin lagi meninggalkan
Kota Wisata Batu meskipun sampai saat ini kantor saya tetap membutuhkan saya
untuk proyek di Papua dan Kalimantan. Saya optimis Batu ke depan akan semakin
luar biasa. Saya berharap wong mBatu yang saat ini berhasil di luar kota, punya
kesadaran yang sama untuk membangun tanah kelahirannya. Itu juga salah satu
alasan saya dan Inun mau memfasilitasi Koko Harsoe cs untuk show di Café kami,
dia aset Kota Batu yang hebat. Dalam waktu dekat kami juga akan mengakomodir
festival musik untuk menampung kreasi musisi muda kita”, Joseph mengakhiri
sharing-nya (nien/es).