Kamis, 28 November 2013

Oleh-Oleh dari Seleksi Guru Berprestasi 2013


WORO SULISTYO YEKTI PRIHATINING TYAS
Oleh :  
WORO SULISTYO YEKTI PRIHATINING TYAS, S.Pd., M.Pd.

Berawal dari komitmen melaksanakan tugas yang diberikan atasan, saya  mengikuti seleksi guru berprestasi tingkat kabupaten. rasa rendah diri mengingat di sekolah, saya adalah guru dengan pangkat   dan golongan terendah. Tapi dengan ikhlas saya menerima  tugas itu dan mempersiapkan semua perangkat yang diperlukan untuk lomba tersebut. Hanya dalam waktu 10 hari,  persiapan saya lakukan. Mencoba mendownload soal-soal  seleksi sampai mempersiapkan portofolio, evaluasi diri, sampai pada penyusunan Penelitian Tindakan Kelas.
                 
Rabu, 10 April 2013, bertempat di SMPN 3 Kepanjen, para  guru mulai TK, SD, SMP, SMA, dan SMK , mengikuti pengarahan dari kepala dinas. Satu hal yang menarik yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya adalah adanya usulan dari kabid Tentis Bu Ninik kepada kepala dinas, yang berharap guru-guru yang menjadi  juara tahun ini akan diberikan kesempatan maju menjadi calon kepala sekolah tanpa mengikuti seleksi umum lagi. (wih… tambah merasa minder mengingat calon kepsek pastilah yang sudah senior baik dari golongan, pangkat, maupun masa kerjanya).
                Tepat pukul 10.00, kami masuk ke ruangan yang sudah ditentukan, untuk mengikuti ujian tulis. Soal berjumlah 100 item, berkisar permasalahan PP/ kebijakan Pemerintah, empat kemampuan guru, dan Penilaian Kinerja Berkelanjutan. Tidak semua materi uji saya pahami ,,, tapi dengan Bismillah saya mencoba mengerjakan semuanya.
                Pukul 12.30 hasil seleksi diumumkan. Dan surprise sekali, ternyata nama saya ada di urutan teratas. Itu berarti saya masuk 5 besar dan diberikan waktu 15 menit untuk segera mempersiapkan presentasi PTK dan wawancara bahasa Inggris. Inilah yang membuat saya gugup karena saya belum mempersiapkan presentasi dalam bentuk Powerpoint. Berdasarkan pengalaman teman-teman tahun kemarin presentasi biasanya dilakukan pada hari kedua. Saya  memberanikan diri meminta dispensasi untuk tampil diurutan kelima karena saya harus mengambil laptop di rumah. Alhamdulillah diizinkan dewan juri dan akhirnya… ngebut…ambil laptop n buat  materi presentasi saat itu juga. Alhamdulillah lagi… semua selesai dengan baik. Presentasi dan wawancara berjalan lancar. Seleksi berakhir pukul 16.00. Pemenang 3 besar akan diumumkan melalui kepala sekolah dan akan dilakukan kunjungan ke sekolah oleh dewan juri.
                Seminggu berikutnya… ternyata saya masuk 3 besar dan diminta mempersiapkan mikro teaching dan perangkat mengajar, saat kunjungan dewan juri ke sekolah. Selain itu juga ternyata ada penilaian dari teman sejawat dan siswa  terhadap kinerja saya. Disinilah saya merasakan betapa pentingnya peran teman dan siswa karena penilaian mereka pastilah akan mempengaruhi keberhasilan dalam lomba ini.
                Tepat di hari Pendidikan Nasional, saya dikukuhkan sebagai juara 1 Guru Berprestasi Kabupaten Malang tahun 2013. Senang bercampur haru saya rasakan ketika saya menerima piala yang diserahkan Bupati dalam upacara Hardiknas di Lapangan Kanjuruhan. Sungguh… ini bukanlah kemenangan saya.. tetapi ini adalah kemenangan semuanya  karena kemenangan ini betul-betul saya dapatkan atas dukungan semua pihak, baik dari keluarga, kepala sekolah, teman guru dan siswa saya.
                Kemenangan ini sekaligus membawa beban berat, karena saya harus mempersiapkan diri untuk maju ke seleksi tingkat propinsi. Hari-hari berikutnya adalah hari yang benar-benar menguras tenaga dan pikiran mengingat banyaknya berkas yang harus dipersiapkan.
                Jumat, 13 Mei 2013.. bertempat di Hotel Purnama, kami para guru, kepala sekolah, dan Pengawas berprestasi se-Jawa Timur mengikuti acara seleksi tingkat propinsi. Acara bertajuk pemberian penghargaan bagi tenaga pendidik berprestasi dan berdedikasi itu berjalan meriah diikuti lebih dari 600 orang.
Kami berempat belas perwakilan Kabupaten Malang sebenarnya sudah berusaha mempersiapkan diri semaksimal mungkin. Tapi secara pribadi saya sudah down melihat teman-teman dari kabupaten lain yang membawa bukti fisik portofolio dan PTK yang ditempatkan dalam container bahkan travel bag yang diseret mirip jamaah haji berangkat ke tanah suci. Saya sempat membandingkan dengan punya saya sendiri.  Haaaaaa… beda bener… baru saya merasa 10 tahun masa kerja saya bukan waktu yang cukup untuk mengumpulkan pengalaman yang bisa diportofoliokan.          
                Dengan berbekal nekad dan doa sajalah saya melanjutkan kompetisi ini. Wawancara dan presentasi betul-betul menguji kesabaran dan mental . Sabar karena harus antri berjam-jam mulai pukul 07.00 sampai menjelang tengah malam hanya untuk wawancara  dan presentasi 15 menit, dan masyaallah yang terberat adalah presentasi. Saya betul-betul  merasa dibantai oleh dewan juri…… dan hasil akhirnya adalah saya belum bisa membawa pulang piala untuk sekolah dan kabupaten Malang… alias kaaalaaaah…… (haaaa)…. Tetapi  dari sini saya mengambil hikmah… ternyata saya bukan siapa-siapa dan belum menjadi apa-apa di banding teman dari  kabupaten lain. Penguasaan IT betul-betul diperlukan, karena ternyata dalam presentasi kita tidak boleh menggunakan laptop pribadi, harus menggunakan laptop panitia yang programnya berbeda dari milik saya. Penyusunan PTK baik dari penguasaan materi maupun penulisannya harus betul-betul terinci dan benar secara ejaan, portofoliopun harus benar-benar lengkap mulai dari surat tugas, sertifikat, sampai foto-foto kegiatan. Dan yang tak kalah pentingnya adalah… penguasaaan bahasa Inggris yang selama ini mungkin kita kesampingkan karena menganggap itu bukan mapel kita, maka bahasa Inggrispun diabaikan.…… Dari pengalaman  saya ini, mudah-mudahan siapapun yang akan berangkat mewakili sekolah maupun kabupaten Malang di tahun mendatang, bisa betul-betul mempersiapkan diri sehingga bisa membawa hasil yang memuaskan bagi  semua pihak. Kemenangan memang bukan tujuan akhir, saya harus berbenah dan belajar lebih baik lagi supaya tetap bisa mengemban tugas sebagai guru yang pernah disebut sebagai guru berprestasi… betul-betul bukan tugas yang mudah…… Saya hanya berpesan kepada semua pihak… berhasil bukanlah tugas kita tetapi berusaha adalah kewajiban kita… karena itu laksanakanlah semua tugas dan kewajiban  dengan sebaik-baiknya…….

Sebenarnya muncul

Tahun 2014 Pelajar Batu Pakai Seragam Batik Baru

Seragam Baru
#) Dianggarkan Rp 1,68 m
Dinas Pendidikan Kota Batu memastikan para pelajar di kota wisata ini akan mengenakan seragam batik baru. Seragam baru itu ditujukan kepada siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kota Batu dan

Kepala Dinas Pendidikan Kota Batu, Ir Budi Santoso menuturkan seragam baru itu menggantikan batik motif apel yang selama ini dipakai seragam. Dengan seragam baru ini penampilannya akan lebih bersemangat.

Sejak sebulan terakhir ini Dindik Kota Batu tengah melakukan lelang pengadaan batik untuk SD dan SMP. Lelang tersebut sudah dibuka sejak 14 November lalu. Kini, prosesnya sudah diikuti sedikitnya 22 peserta lelang.
Untuk pengadaan baju batik tersebut, Dindik Kota Batu menganggarkan dana APBD sedikitnya Rp 1,68 miliar. Rencananya baju batik itu akan diberikan kepada puluhan ribu siswa. Mereka antara lain 19.407 siswa SD dan 9.347 siswa SMP.

Budi Santoso yang biasa dipanggil Tosi ini menjelaskan, batik tersebut akan bermotif segala hal tentang Kota Batu. ”Sejalan dengan Batu sebagai kota wisata, bisa jadi nanti di seragamnya akan ada motif bunga, pawai, bahkan pameran alutsista,” kata Tosi.

Lebih lanjut, mantan Kepala Bappeda ini menuturkan, rencananya awal 2014 mendatang, baju batik ini sudah bisa dibagikan ke sekolah. Namun, kapan akan dipakai tergantung dari kesiapan masing-masing sekolah. ”Kami tidak bisa mengarahkan pertengahan Januari sudah harus dipakai semua. Ini gratis kok, lalu buat apa jika nantinya malah membebani siswa. Kan mereka juga butuh waktu untuk menjahitkan seragam tersebut sebelum benar-benar siap dipakai,”terang Tosi.

Ia menambahkan, seragam yang dibagikan itu berupa bahan untuk atasan. Sedangkan untuk bawahannya celana atau roknya disesuaikan dengan sekolah masing. Misalnya siswa SD disesuaikan dengan bawahan merah dan untuk SMP disesuaikan dengan bawahan warna biru. 

Sementara itu, Kepala SMP Dharus Sholihin Kota Batu, Sugeng Subagya menyambut senang dengan program pemberian seragam baru tersebut. Setidaknya dengan seragam baru ini akan menambah warna baru bagi para pelajar di kota ini.

"Kami senang dengan seragam baru ini. Harapannya, seragam baru untuk siswa ini bukan hanya wacana. Atau antara informasi dengan kenyataan tidak sama. Sekali lagi, semoga bahan yang diberikan itu mempunyai kualitas yang bagus,"terang dia. 

Dikonfirmasi terpisah, Bunda PAUD Kota Batu, Dewanti Rumpoko menyatakan batik untuk pelajar di kota Batu itu sebaiknya mempunyai kekhasan yang melambangkan Batu. Kain batik khas Batu motifnya tidak kalah dengan daerah lain.

Menurut dia, batik dari KWB ini selain tepat untuk pelajar juga cocok untuk lainnya. Mau dipakai kebaya atau kemeja bagi bapak-bapak tetap pantas untuk dipakainya. Termasuk dipakai anak muda. Kata Dewanti tetap bisa tampil gaul dan percaya diri.

“Hampir setiap minggu di Pemkot Batu menerima tamu dari luar daerah. Rata-rata mereka selalu terkesima dengan motif batik khas Batu yang bergambar potensi alam Kota Batu,” jelasnya.

Dewanti yakin, motif batik khas Batu mampu bersaing dengan motif batik dari daerah lain. “Kain batik yang diproduksi pengrajin di Kota Batu masih bersifat home industri. Sehingga kualitas dan tekstur kain serta motif batiknya pasti terjamin,” pungkas Dewanti yang juga ketua TP PKK KWB ini. (Rio)
dikenakan pada hari Rabu dan Kamis. 

Mandulnya Dewan Pendidikan Kota Batu




Dewan Pendidikan. Sebutan lembaga yang masih kurang popular. Jangankan di tengah masyarakat. Kalangan dunia pendidikan pun tak begitu memahami keberadaannya.  Padahal, fungsi Dewan Pendidikan dalam mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu sangatlah vital. Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah merupakan wahana

pemberdayaan masyarakat yang selaras dengan konsepsi partisipasi berbasis masyarkat
(community based participation) dan manajemen berbasis Sekolah (school based management). Artinya, penyelenggaraan pendidikan bukan monopoli Kementerian Pendidikan Nasional dan Dinas Pendidikan   di daerah, tapi peran masyarakat adalah hak yang tak boleh dikebiri. Apalagi dimandulkan.
Fungsi vital Dewan Pendidikan patut dicermati. Betapa lembaga yang lahir dari  penjabaran Pasal 56 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ini akan mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Dewan Pendidikan, adalah lembaga resmi yang menampung,  menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat.
Kewenangan lembaga yang diatur  PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan tersebut selanjutnya memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada pemerintah daerah dan DPRD mengenai kebijakan dan program pendidikan,  kriteria kinerja daerah dalam bidang pendidikan,  kriteria tenaga kependidikan ( khususnya guru/tutor dan kepala satuan pendidikan),  kriteria fasilitas pendidikan, dan hal-hal lain yang terkait dengan pendidikan.
“Peran Dewan Pendidikan di setiap daerah itu amat penting. Melalui lembaga ini diharapkan dapat mendorong orangtua siswa dan masyarakat berpartisipasi dalam proses penyelenggaraan pendidikan,” kata Imam Fadlli, S.IP, M.Si,  Ketua Pengurus Wilayah Ikatan Pelajar Putra Nahdlatul Ulama Jawa Timur. “ Termasuk melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan,” imbuh jebolan Universitas Dr.  Soetomo Surabaya kepada SP saat berkunjung ke Batu.  
Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah lahir karena terbitnya Kepmendiknas Nomor
044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah. Untuk menindaklanjuti
Kepmendiknas tersebut, semua Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia
diminta untuk dapat memfasilitasi proses pembentukannya. Selanjutnya, organisasi ini tidak ada hubungan structural dengan Dinas Pendidikan dan Pemerintah setempat.
            Fadlli menunjuk fakta di sejumlah daerah Propinsi Jawa Timur, bahwa  Dewan Pendidikan beroperasi dengan menggunakan dana pribadi dari anggotanya lebih dahulu. Padahal, lembaga ini merupakan amanat dari undang-undang Sisdiknas yang mempunyai beban  begitu besar. “ Ibarat diberi tugas menebang pohon, tapi hanya diberi pisau dapur yang tum
Pul,” kritiknya.
            Soal harus mengeluarkan dana dari kocek pribadi, juga dialkui Zulkifli, Anggota Dewan Pendidikan Kota Batu. Menurut Kepala Sekolah Muhammadiyah Jalan Welirang  Kota Batu itu, dalam PP Nomor 17 Tahun 2010, aspek anggaran termaktub dalam Pasal 192 (13). “ Pendanaan dewan pendidikan dapat bersumber dari Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, bantuan pihak asing yang tidak mengikat dan/atau, sumber lain yang sah,” terang  Zulkifli mengutip Pasal 192 ayat 13 Peraturan Pemerintah tersebut. Belum sampai PP ini dapat disosialisasikan secara tuntas, PP ini pun telah mengalami perubahan secara mendadak dengan terbitnya PP Nomor 66 Tahun 2010 tentang hal yang sama. Meski tak mengubah subtansi PP yang lama.
            “ Meski menurut perundangan fungsi Dewan Pendidikan di daerah sangat vital, kami belum melihat peran strategis Dewan Pendidikan Kota Batu,” ungkap Sutikno, S.Pd, Ketua Kelompok Kerja Madrasah(KKM) Kota Batu. KKM yang beranggotakan madrasah dan sekolah berbasis agama se - Kota Batu itu sangat menanti peran aktif lembaga yang dapat menjadi tumpuan aspirasi penyelenggara pendidikan. Pasalnya, sederet masalah yang berkaitan dengan lembaga pendidikan di bawah KKM kerap dianak tirikan oleh pemerintah daerah.  
Tampak jelas bahwa payung hukum Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah dewasa ini cukuplah kuat, karena selain dengan UU, juga telah diatur dalam sebuah PP. Tinggal bergantung dari komitmen bersama untuk melaksanakan payung hukum tersebut.(jim)

Puluhan Siswa Antusias Ikuti Lomba Mendongeng


 Ajang pencarian bakat  mendongeng di Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Kota Batu dan diikuti siswa SD/MI se Kota Batu  berlangsung cukup meriah. Puluhan siswa yang mengikuti ajang itu juga terlihat penuh semangat.
 
Kegiatan ini merupakan agenda tahunan, Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Kota Batu.  Dengan tujuan mencari bibit-bibit  dan potensi para pelajar di kota wisata ini. Sehingga ketiaka ada ajang lomba mengongeng tingkat propinsi tidak lagi kesulitan dalam menentukan wakilnya.   
 
Katua panitia Lomba Mendongeng, Sulistiyoningsih S.Pd. MM menuturkan  lomba mendongeng ini untuk mencari bakat anak-anak didik untuk bisa mewakili ke tingkat Propinsi Jawa Timur. Bukan hanya itu saja tetapi, untuk sementara waktu kita menyelengarakan kegiatan semacam ini masih kali ke dua.
 
Kedepannya akan diadakan lomba yang lebih luas. Tidak hanya tingkat SD melainkan juga tingkat SMA dan SMA. "Kita bisa menyelengarakan kegiatan mendongeng bukan hanya pada SD saja tetapi bisa ke tingkat SMP, SMA. Karena dengan kemajuan jaman yang semakin canggih maka Mendongeng sudah hampir punah,"terangnya, kemarin.
 
Lebih jauh dikatakan, maka untuk mencari bakat mendongeng ini memang sulit sekali, disamping butuh keberanian juga mental. “Mencerikan tentang legenda maupun cerita rakyat itu tidak mudah. Butuh banyak wawasan. Sekali lagi, cerita itu didongengkan kembali itu tujuannya  mengenalkan kembal kepada anak-anak didik,”pungkasnya.  
 
Pantauan SP,  para peserta itu dengan penuh penghayatan dalam mendongeng. Meski judul maupun tema mendongeng itu ditentukan oleh panitia, tidak membuat anak-anak itu sulit.
 
Beberapa judul yang didongengkan oleh anak-anak itu diantaranya, Si kancil, Malin  Kundang, Terjadinya Danau Toba, dan Ande-ande Lumut. EKA

Guru Harus Bisa Jadi Inspirator

selamat hari guru
Beberapa hari lalu guru-guru di seluruh Indonesia punya hajatan besar, yakni Hari Guru Nasional.  Melalui hari tersebut guru dan tenaga pendidik dihimbau meningkatkan pendidikan dan membangun karakter bangsa.

Untuk bisa menjalankan dua hal tesebut, guru harus mengarahkan dan juga harus mengembangkan serta memberikan dorongan kepada para muridnya agar membentuk karakter murid tersebut dari pendidikan karakter.

Kuncinya yang paling tepat untuk mendekatinya, yaitu melalui value atau nilai-nilai yang diberikan dari guru. 

Guru juga harus membentuk pribadi anak-anak. Serta mereka harus bisa menjadi inspirator, sehingga anak-anak ke sekolah dengan karakter yang baik.
Kita tidak bisa menjadi guru yang terbaik, tetapi berusaha untuk memberikan yang terbaik. Dari awal, menjadi guru tidak hanya mengandalkan IPK yang tinggi saja, tapi harus ada panggilan jiwa untuk menjadi seorang guru. (Red)

5 Siswa SDN Oro-oro Ombo 3 Juarai Lomba Film



Tiada yang menyangka kalau  siswa SDN Oro-Oro Ombo 3 Batu di Jalan TVRI Atas, mempunyai talenta dalam membuat maupun memerankan film. Terbukti dalam dalam lomba film yang diadakan ATV beberapa waktu lalu berhasil meraih juara 1.

Kelima siswa yang penuh talenta itu di antaranya Rizal Alfi Fuadi, Adib Naswar Irhmi, Arya Yudis Tira, Agil Ananda Baharudin dan Moch Choirudin. Semuanya saat ini duduk dikelas V SD.

Film yang mereka buat berjudul Pelangi-pelangi Kota Apel. Film lima anak ini menceritakan tentang kesenian bantengan. Dengan setting cukup berbeda dengan bantengan yang kebanyakan.  

Kalau bantengan kebanyakan memakai unsur mistis, namun karya lima anak ini tidak ada unsur mistisnya. “Kami menggambarkan bantengan yang penuh seni,”kata salah satu dari lima anak ini dengan singkat.
 
Kepala sekolah SDN Oro-Oro Ombo III, Dra. Dwi Wahyuti menuturkan, dengan pembuatan film anak-anak ini, ada kreativitas anak tersendiri tentunya. Anak-anak semakin bertambah pengalaman, dan bisa menunjukan bakatnya. 

"Dengan mendapatkan juara I ini, tentunya sangat banga dan senag. Sehingga sekolah bisa menjadi lebih maju dan bisa meningkatkan dibidang seni." ucapnya

Ditambahkan lagi katanya, dengan memperoleh juara I lomba film anak-anak ini, pihak sekolah mendapatkan hadiah berupa buku sejumlah 390 judul dari penyelengara.  Dan dari 5 anak pemeran film ini, juga mendapatkan hadiah, berupa tropi dan uang. Pungkasnya kepada SP.

Adib Naswar Irhmi, yang berperan sebagai Si Bolang juga mengatakan, tentunya mempunyai perasaan banga sekali, senag, gembira dan bisa bertambah pengalaman. "Bisa masuk di televisi, sehingga bisa di tonton banyak orang" cetusnya sambil bercada dengan teman-temanya. (Aka)